Pada hari Jum’at, 07 Juni 2024, pukul 06.00 WIB, Desa Kalipucung kembali menggelar acara tahunan yang penuh makna dan tradisi, yaitu Nyadran dalam rangka Bersih Desa Kalipucung. Acara ini berlangsung di tiga lokasi yang memiliki makna penting bagi masyarakat desa, yaitu Danyangan Desa Kalipucung, Rumah Pak Kades, dan Kantor Desa. Tradisi Nyadran merupakan bentuk masyarakat untuk melestarikan tradisi serta rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dan kemakmuran bagi seluruh warga desa.
Nyadran di Danyangan Desa Kalipucung
Pagi-pagi sekali, warga desa sudah berkumpul di Danyangan Desa Kalipucung. Danyangan, tempat dimana titik pertama Desa Kalipucung di babat 3 abad yang lalu, menjadi lokasi pertama dalam rangkaian acara Nyadran. Di sini, masyarakat melakukan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh adat dan sesepuh desa. Mereka memanjatkan doa dan harapan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar desa selalu dalam lindungan-Nya dan dijauhkan dari segala marabahaya.
Prosesi di Danyangan diawali dengan pembacaan doa dan ritual tabur bunga sebagai simbol penghormatan kepada leluhur yang telah berjasa membangun desa. Mbah Suwandi, seorang tokoh masyarakat yang dihormati, menjelaskan pentingnya tradisi ini. “Nyadran di Danyangan hendaknya dijadikan pengeling-eling kepada generasi muda tentang cikal bakal desa Kalipucung. Dengan berdoa di tempat ini, kita dapat melestarikan tradisi sembari memohon agar roh para leluhur yang telah mendahului kita diberi kedamaian dan kita, yang masih hidup, diberi keselamatan dan kesejahteraan,” tutur Mbah Suwandi.
Nyadran di Rumah Pak Kepala Desa
Setelah selesai di Danyangan, rangkaian acara dilanjutkan di Rumah Pak Kades, Tri Haryono, S.Sos. Di sini, warga desa berkumpul untuk melanjutkan doa bersama dan menyantap hidangan tradisional yang telah disiapkan. Suasana kekeluargaan sangat terasa, di mana seluruh warga, baik tua maupun muda, saling berbaur dan berbagi cerita.
Pak Kades, Tri Haryono, S.Sos, menyampaikan harapannya kepada seluruh warga desa. “Acara Nyadran ini bukan hanya tradisi, tetapi juga momen untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Dengan semangat gotong royong, kita bisa menjaga dan melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur,” ujarnya. Beliau juga mengajak para pemuda untuk lebih aktif dalam kegiatan desa agar tradisi ini terus lestari.
Nyadran di Kantor Desa
Puncak acara Nyadran dilaksanakan di Kantor Desa Kalipucung. Di sini, seluruh rangkaian acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Mbah Suwandi. Para perangkat desa serta anggota BPD (Badan Permusyaratan Desa), mengikuti prosesi doa dengan khidmat. Doa dipanjatkan untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan kemakmuran bagi seluruh warga desa.
Mbah Suwandi, dalam penutupnya, mengingatkan pentingnya menjaga tradisi dan kebudayaan. “Tradisi Nyadran adalah warisan berharga yang harus kita jaga. Generasi muda harus memahami dan meneruskan tradisi ini agar tetap hidup dan memberikan nilai positif bagi kita semua. Semoga Desa Kalipucung selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Mbah Suwandi dengan penuh harap.
Penutup
Tradisi Nyadran dalam rangka Bersih Desa Kalipucung 2024 ini bukan hanya sekedar ritual tahunan, tetapi juga sarana untuk mempererat ikatan antarwarga dan menjaga warisan budaya. Dengan tetap melestarikan tradisi ini, masyarakat Desa Kalipucung berharap dapat terus hidup dalam harmoni, kesejahteraan, dan keberkahan. Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, dan penghormatan kepada leluhur, yang semuanya menjadi landasan kuat bagi kehidupan bermasyarakat di Desa Kalipucung.