Pernikahan dini merupakan isu serius yang masih menjadi tantangan dalam masyarakat pedesaan, termasuk di Desa Kalipucung. Namun, dengan langkah preventif yang tepat, pemerintah desa bersama Karang Taruna Bina Bakti Pemuda telah berhasil menjalankan program sosialisasi pencegahan pernikahan dini dan memperkuat kebinekaan melalui kegiatan buka puasa bersama. Kepala KUA Kecamatan Sanankulon Nuril Alamin,M.Ag dan Ibu Sekretaris Kecamatan Sanankulon Dewi Ratna, ST, turut memberikan wawasan dan pengalaman mereka dalam upaya tersebut.
Pencegahan Pernikahan Dini: Edukasi dan Kesadaran
Pemerintah Desa Kalipucung mengakui pentingnya edukasi sebagai langkah awal dalam mencegah pernikahan dini. Dengan kolaborasi antara pemerintah desa dan Karang Taruna Bina Bakti Pemuda, menyelenggarakan serangkaian kegiatan sosialisasi yang melibatkan tokoh agama, dan tokoh pemuda. Kepala KUA Sanankulon, Nuril Alamin, menyampaikan, “Kami berupaya memberikan pemahaman yang kuat tentang dampak negatif pernikahan dini, baik dari segi kesehatan fisik maupun psikis, serta dampaknya terhadap pendidikan dan masa depan anak.”
Peran Karang Taruna dalam Penguatan Kebinekaan dan Pendidikan Seksual
Karang Taruna Bina Bakti Pemuda turut aktif dalam memberikan kontribusi dalam mencegah pernikahan dini. Mereka tidak hanya melakukan sosialisasi, tetapi juga mengadakan kegiatan-kegiatan edukatif seperti pelatihan keterampilan, diskusi kelompok, dan seminar tentang pentingnya pendidikan seksual. Bu Sekretaris Kecamatan, Dewi Ratna, ST, menegaskan, “Melalui kegiatan-kegiatan ini, kami ingin memberikan pemahaman yang lebih luas kepada remaja mengenai hak-hak mereka dan pentingnya memahami tubuh serta hubungan antarpribadi secara sehat.”
Buka Puasa Bersama: Membangun Solidaritas dan Persaudaraan
Kegiatan buka puasa bersama menjadi momentum penting dalam memperkuat kebinekaan dan solidaritas sosial di Desa Kalipucung. Dalam suasana yang penuh kehangatan, masyarakat dari berbagai latar belakang bersatu untuk berbagi kebahagiaan dan kebersamaan. “Buka puasa bersama adalah kesempatan bagi kita untuk meningkatkan toleransi, saling pengertian, dan menjaga persatuan di tengah perbedaan,” ujar Nuril Alamin.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun telah mencapai banyak kemajuan, masih ada tantangan yang perlu dihadapi dalam mencegah pernikahan dini di Desa Kalipucung. Salah satunya adalah memastikan program-program sosialisasi dan edukasi berkelanjutan, serta melibatkan seluruh lapisan masyarakat, terutama keluarga dan komunitas. Namun, dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, Desa Kalipucung yakin akan mampu mengatasi tantangan ini dan menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi masa depan.
Kesimpulan
Program sosialisasi pencegahan pernikahan dini dan kegiatan buka puasa bersama di Kantor Desa Kalipucung merupakan contoh nyata bagaimana pemerintah desa dan komunitas lokal dapat bekerja sama dalam memperkuat kebinekaan dan mencegah masalah sosial yang merugikan. Dengan pendekatan holistik dan melibatkan berbagai stakeholder, Desa Kalipucung membuktikan bahwa perubahan positif dapat terwujud ketika semua pihak bersatu untuk kebaikan bersama.